Jumat, 29 Mei 2015

Selingkuh Dengan Patner Kerja | www.cahayapoker.com |

Cahayapoker.com

CAHAYAPOKER.COM AGEN JUDI POKER DAN DOMINO UANG ASLI ONLINE TERPERCAYA INDONESIA -  Cerita perselingkuhan ini berawal, dari pulang kerja kemalaman dengan seorang sekertaris kantor dibagian lain, dia adalah Rika berbodi sexy, kulit putih dan tinggi seperti ukuran model.

Sebenarnya Rika bukanlah wanita yang ramah walaupun dia hanya seorang sekertaris, mungkin karena om, yaitu suaminya Rika, hanyalah dia yang ada di posisi tersebut.

Oh! ya, Rika juga sudah menikah kira -kira dua tahun yang lalu, dan saya pernah beberapa kali bertemu dengan suaminya. Pagi itu saat jam masuk kantor aku berpaspasan dengannya di pintu masuk kantor.

Seperti biasa kita saling tersenyum dan mengucapkan selamat pagi. Ah lucu juga kita yang sudah kenal beberapa tahun masih melakukan kebiasaan menyapa seperti itu.

Padahal untuk hitungan waktu selama 2 setengah tahun kita harus lebih dekat dari itu, tapi mau bagaimana lagi Rika, memang seperti itu, jadi akupun terbawa - bawa> Aku sendiri bertanya apakah sifatnya yang seperti itu hanya untuk menjaga jarak dengan orang - orang di sekitar kerja atau memang dia punya pembawaan seperti itu sejak lahir.


Mungkin sat itu aku sedang mujur, tepat dipintu masuk entah apa penyebabnya, tiba - tiba vivi seperti akan terjatuh dan akupun reflek meraih tubuhnya dengan maksud untuk menahan supaya dia tidak benar - benar terjatuh, tapi tanpa sengaja tanganku menyentuh payuh darahnya.

setelah membatunya berdiri Rika memandang ke arahku sambil tersenyum, dan dalam hatiku pun menyebut? sifatanya yang kuketahui amat galak selama ini. ternyata bisa selembut itu? Terima kasih Pak Lukas, hampir saja Rika terjatuh? Oh, nggak apa kok, maaf barusan tidak sengaja. Tidak apa-apa.

Seperti itulah ucapan yang terjadi pagi itu. Walaupun nggak mau pikirin kejadian itu, tapi aku tetap merasa kurang enak karena telah menyentuh bagian tubuhnya walau kejadian tersebut tidak disengaja.

Waktu kulihat ke arah meja kerjanya melalui kaca pintu ruanganku dia juga keliahatannya kepikiran dengan kejadian tersebut, untung waktu masuk kerja masih empat puluh lima menit lagi jadi belum ada orang, seandainya pada saat itu sudah banyak orang mungkin dia merasa kaget juga akan merasa malu. Aku kembali melakukan kerjaanku.

Sudah kebiasaanku setiap 20 menit memandangi gambar yang kutempel dikaca pintu ruanganku untuk menghindari kelelahan mataku, Tapi ternyata ada sesuatu yang lain di seberang pintu ruanganku pada hari itu, aku melihat Rika sedang memandang ke arah yang sama sehingga membuat kami saling memandang. Rika pun tersenyum kepadaku, aku malah jadi kepikiran ada apa gerangan dengan Rika, aku yang kepedean atau memamang dia jadi lain hari ini, ah mungkin hanya pikiranku saja yang kacau.

Jam istirahat makan siang seperti biasa, semua orang kumpul di kantin untuk makan siang, dan suatu kebetulan lagi waktu nyari tempat duduk ternyata kursi kosong ada di sebelah Rika, akhirnya aku duduk disana dan menyantap makanan yang sudah kuambil. Setelah selesai makan, kebiasaan kami ngrol - ngobrol sambil menunggu waktu masuk kerja kembali, karena aku duduk disebelah Rika jadi aku ngobrol dengannya, padahal sebelumnya aku males ngobrol sama dia.

Gimana kabar suamimu Ri? aku memulai obrolan? Baik pak. Terus bagaimana kerjaan kamu? masih ditempat yang dulu? Sekarang sedang meneruskan studi di Amerika, baru berangkat satu bulan yang lalu.? Oh begitu, baru tahu aku. Ingin lebih pintar katanya pak. Ya baguslah kalau begitu, kan nantinya juga untuk masa depan berdua. Iya pak. Setelah jam istirahat masuk kembali, kami kembali ke ruangan masing-masing.


Akupun kembali hanyut dengan kerjaanku. Pukul setengah tujuh aku bermaksud beres-beres karena lelah juga kerja terus, tanpa sengaja aku nengok ke arah pintu ruanganku ternyata Rika masih ada di mejanya. Setelah semua beres akupun keluar dari ruangan dan bermaksud untuk pulang, aku melewati mejanya dan iseng aku nyapa dia. Kok tumben hari gini masih belum pulang?” “Iya pak, ini baru mau pulang, baru beres, banyak kerjaan hari ini” Aku merasakan gaya bicaranya lain hari ini, tidak seperti hari-hari sebelumnya yang kalau bicara selalu kedengaran resmi, yang menimbulkan rasa tidak akrab.

Ya udah kalo begitu kita bareng aja. ajakku menawarkan. Tidak usah pak, biar aku pulang sendiri saja. Nggak apa-apa, ayo kita bareng, ini udah terlalu malam. Baik Pak kalau begitu.” Sambil berjalan menuju tempat parkir kembali kutawarkan jasa yang walaupun sebetulnya niatnya hanya iseng saja. Gimana kalo Rika bareng aku, kita kan searah. Nggak usah pak, biar aku pakai angkutan umum atau taksi saja.


Lho, jangan gitu, ini udah malem, nggak baik perempuan jalan sendiri malem-malem.” “Baik kalau begitu pak.” Di sepanjang jalan yang dilalui kami tidak banyak bicara sampai akhirnya aku perhatikan dia agak lain, dia kelihatan murung, kenapa ini cewek. “Lho kok kelihatannya murung, kenapa?tanyaku penasaran. “Nggak apa-apa pak.” “Nggak apa-apa kok ngelamun begitu, perlu teman buat ngobrol?” tanyaku memancing. “Nggak ah pak, malu.” “Kok malu sih, nggak apa-apa kok, ngobrol aja aku dengerin, kalo bisa dan perlu mungkin aku akan bantu.” “Susah mulainya pak, soalnya ini terlalu pribadi.” “Oh begitu, ya kalo nggak mau ya nggak usah, aku nggak akan maksa.

Tapi sebetulnya memang aku perlu orang untuk teman ngobrol tentang masalah ini.” “Ya udah kalo begitu obrolin aja sama aku, rahasia dijamin kok.” “Ini soal suami aku pak.” “Ada apa dengan suaminya?” “Itu yang bikin aku malu untuk meneruskannya.” “Nggak usah malu, kan udah aku bilang dijamin kerahasiaannya kalo Rika ngobrol ke aku.” “Anu, aku sering baca buku-buku mengenai hubungan suami istri.” “Trus kenapa?” “Aku baca, akhir dari hubungan badan antara suami istri yang bagus adalah orgasme yang dialami oleh keduanya.” “Trus letak permasalahannya dimana?

Mengenai orgasme, aku sampai dengan saat ini aku hanya sempat membacanya tanpa pernah merasakannya.” Aku sama sekali nggak pernah menduga kalo pembicaraannya akan mengarah kesana, dalam hati aku membatin, masa sih kawin satu setengah tahun sama sekali belum pernah mengalami orgasme? (timbul niatku untuk beramal) “Masa sih Ri, apa betul kamu belum pernah merasakan orgasme seperti yang barusan kamu bilang?” “Betul pak, kebetulan aku ngobrolin masalah ini dengan bapak, jadi setidaknya bapak bisa memberi masukan karena mungkin ini adalah masalah laki-laki.” “Ya, gimana ya, sekarang kan suami Rika lagi nggak ada, seharusnya waktu suami Rika ada barengan pergi ke ahlinya untuk konsultasi masalah itu” “Pernah beberapa kali aku ajak suami aku, tapi menolak dan akhirnya kalau aku singgung masalah itu hanya menimbulkan pertengkaran diantara kami.

Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, dan tanpa terasa pula kami sudah sampai didepan rumah Rika, aku bermaksud mengantar dia sampai depan pintu rumahnya. “Tidak usah pak, biar sampai sini saja.” “Nggak apa-apa, takut ada apa-apa biar aku antar sampai depan pintu.” Dasar, kakiku menginjak sesuatu yang lembek ditanah dan hampir saja terpeleset karena penerangan di depan rumahnya agak kurang. Setelah sampai di teras rumahnya kulihat kakiku, ternyata yang kunjak tadi adalah sesuatu yang kurang enak untuk disebutkan, sampai- sampai sepatuku sebelah kiri hampir setengahnya kena. “Aduh Bapak ini, gimana dong itu kakinya.

Nggak apa-apa, nanti aku cuci kalo udah nyampe rumah.” “Dicuci disini aja pak, nanti nggak enak sepanjang jalan kecium baunya.” “Ya udah, kalo begitu aku ikut ke toilet.” Setelah membersihkan kaki aku dipersilahkan duduk di ruang tamunya, dan ternyata disana sudah menunggu segelas kopi hangat. Sambil menunggu kakiku kering kami berbincang lagi.

Oh ya Ri, mengenai yang kamu ceritakan tadi di jalan, gimana cara kamu mengatasinya?” “Aku sendiri bingung Pak harus bagaimana.” Mendengar jawaban seperti itu dalam otakku timbul pikiran kotor lelaki. “Gimana kalau besok-besok aku kasih apa yang kamu pengen? Yang aku mau yang mana pak.” “Lho, itu yang sepanjang jalan kamu bilang belum pernah ngalamin.” “Ah bapak bisa aja.” “Bener kok, aku bersedia ngasih itu ke kamu.” Termenung dia mendengar perkataanku tadi, melihat dia yang sedang menerawang aku berpikir kenapa juga harus besok-besok, kenapa nggak sekarang aja selagi ada kesempatan.

Kudekati dia dan kupegang tangannya, tersentak juga dia dari lamunannya sambil menatap kearahku dengan penuh tanda tanya. Kudekatkan wajahku ke wajahnya dan kukecup pipi sebelah kanannya, dia diam tidak bereaksi. Ku kecup bibirnya, dia menarik napas dalam entah apa yang ada dipikirannya dan tetap diam, kulanjutkan mencium hidungnya dan dia memejamkan mata. Ternyata napsu sudah menggerogoti kepalaku, kulumat bibirnya yang tipis dan ternyata dia membalas lumatanku, bibir kami saling berpagut dan kulihat dia begitu meresapi dan menikmati adegan itu.

Kutarik tangannya untuk duduk disebelahku di sofa yang lebih panjang, dia hanya mengikuti sambil menatapku. Kembali kulumat bibirnya, lagi, dia membalasnya dengan penuh semangat. Dengan posisi duduk seperti itu tanganku bisa mulai bekerja dan bergerilya. Kuraba bagian dadanya, dia malah bergerak seolah-olah menyodorkan dadanya untuk kukerjain. Kuremas dadanya dari luar bajunya, tangan kirinya membuka kancing baju bagian atasnya kemudian membimbing tangan kananku untuk masuk ke dalam BHnya. Ya ampun bener-bener udah nggak tahan dia rupanya. Kulepas tangan dan bibirku dari tubuhnya, aku berpindah posisi bersandar pada pegangan sofa tempatku duduk dan membuka kakiku lebar-lebar.

Kutarik dia untuk duduk membelakangiku, dari belakang kubuka baju dan BHnya yang saat itu sudah nempel nggak karuan, kuciumi leher bagian belakang Rika dan tangan kiri kananku memegang gunung di dadanya masing-masing satu, dia bersandar ketubuhku seperti lemas tidak memiliki tenaga untuk menopang tubuhnya sendiri dan mulai kuremas payudaranya sambil terus kuciumi tengkuknya. Setelah cukup lama meremas buah dadanya tangan kiriku mulai berpindah ke bawah menyusuri bagian perutnya dan berhenti di tengah selangkangannya, dia melenguh waktu kuraba bagian itu.

Kusingkap roknya dan tanganku langsung masuk ke celana dalamnya, kutemukan sesuatu yang hangat- hangat lembab disana, sudah basah rupanya. Kutekan klitorisnya dengan jari tengah tangan kiriku. “Ohh.. ehh..” Aku semakin bernapsu mendengar rintihannya dan kumasukkan jariku ke vaginanya, suaranya semakin menjadi. Kukeluar masukkan jariku disana, tubuhnya semakin melenting seperti batang plastik kepanasan, terus kukucek-kucek semakin cepat tubuhnya bergetar menerima perlakuanku. Dua puluh menit lamanya kulakukan itu dan akhirnya keluar suara dari mulutnya.

Udah dulu pak, aku nggak tahan pengen pipis.” “Jangan ditahan, biarkan aja lepas.” “Aduh pak, nggak tahan, Rika mau pipis .. ohh .. ahh.” Badannya semakin bergetar, dan akhirnya. “Ahh .. uhh.” Badannya mengejang beberapa saat sebelum akhirnya dia lunglai bersender ke dadaku. “Gimana Ri rasanya?” “Enak pak.

Kulihat air matanya berlinang. “Kenapa kamu menangis Ri.” Dia diam tidak menyahut. “Kamu nyesel udah melakukan ini?” tanyaku. “Bukan pak.” “Lantas?” “Aku bahagia, akhirnya aku mendapatkan apa yang aku idam- idamkan selama ini yang seharusnya datang dari suami aku.” “Oh begitu.” Kami saling terdiam beberapa saat sampai aku lupa bahwa jari tengah tangan kiriku masih bersarang didalam vaginanya dan aku cabut perlahan, dia menggeliat waktu kutarik jari tanganku, dan aku masih tercenung dengan kata-kata terakhir yang terlontar dari mulutnya, benar rupanya .. dia belum pernah merasakan orgasme. “Mau ke kamar mandi pak?

Tiba-tiba suara itu menyadarkanku dari lamunan .. “Oh ya, sebelah mana kamar mandinya?” “Sebelah sini pak”, sahutnya sambil menunjukkan jalan menuju kamar mandi. Dia kembali ke ruang tamu sementara aku mencuci bagian tangan yang tadi sudah melaksanakan tugas sebagai seorang laki-laki terhadap seorang perempuan. Tak habisnya aku berpikir, kenapa orang berumah tangga sudah sekian lama tapi si perempuan baru mengalami orgasme satu kali saja dan itupun bukan oleh suaminya. Selesai dari kamar mandi aku kembali ke ruang tamu dan kutemukan dia sedang melihat acara di televisi, tapi kulihat dari wajahnya seakan pikirannya sedang menerawang, entah apa yang ada dalam pikirannya saat itu. Ri, udah malam nih, saya pulang dulu ya ..” Terhenyak dia dan menatapku .. “Emm, pak, mau nggak malam ini nemanin Rika?

Kaget juga aku menerima pertanyaan seperti itu karena memang tidak pikiran untuk menginap dirumahnya malam ini, tapi aku tidak mau mengecewakan dia yang meminta dengan wajah mengharap. “Waktu kan masih banyak, besok kita ketemu lagi di kantor, dan kapan- kapan kita masih bisa ketemu diluar kantor.” Dia berdiri dan menghampiriku.. Terima kasih ya pak, Rika sangat bahagia malam ini, saya harap bapak tidak bosan menemani saya.” “Kita kan kenal sudah lama, saya selalu bersedia untuk membantu kamu dalam hal apapun.” “Sekali lagi terima kasih, boleh kalau mau pulang sekarang dan tolong sampaikan salam saya buat ibu.

Akhirnya aku pulang dengan terus dihinggapi pertanyaan didalam pikiranku, kenapa dia bisa begitu, kasihan sekali dia. Seperti biasa esoknya aku masuk kantor pagi-pagi sekali karena memang selalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, kupikir belum ada siapa-siapa karena biasanya yang sudah ada saat aku datang adalah office boy, tapi ternyata pagi itu aku disambut dengan senyuman Rika yang sudah duduk di meja kerjanya.

Tidak seperti biasa, pada hari-hari sebelumnya aku selalu melihat Rika dalam penampilan yang lain dari pagi ini, sekarang dia terlihat berseri dan terkesan ramah dan akrab. “Pagi Ri.” “Pagi pak.” “Gimana, bisa tidur nyenyak tadi malam?” “Ah bapak, bisa aja, tadi malam saya tidur pulas sekali.” “Ya sudah, saya tinggal dulu ya, selamat bekerja.” “Iya pak.” Aku meneruskan langkahku menuju ruang kerjaku yang memang tidak jauh dari meja kerjanya, dari dalam ruangan kembali aku menengokkan wajah ke arahnya, ternyata dia masih menatapku sambil tersenyum.

Tidak seperti biasanya, aku merasakan hari ini bekerja merupakan sesuatu yang membosankan, suntuk rasanya menghadapi pekerjaan yang memang dari hari ke hari selalu saja ada sesuatu yang harus diulang, akhirnya aku menulis cerita ini. HP didalam saku celanaku berbunyi, ada SMS yang masuk, kubuka SMS tersebut yang rupanya datang dari cewek diseberang ruanganku yang tadi pagi menatapku sampai aku masuk ke ruangan ini .. ya dia, Rika.

Pak, nanti malam ada acara gak? Kalo tidak, bisa gak bapak menuhin janji bapak tadi malam.” Begitulah isi SMS yang kuterima, aku berpikir agresif juga nih cewek pada akhirnya. Kuangkat telepon yang ada diatas meja kerjaku dan kutekan nomor extensin dia. “Kenapa gitu Ri, mau ngajak kemana?” “Eh bapak, kirain siapa, enggak, Rika udah nyediain makan malam di rumah, bapak bisa kan makan malam sama Rika nanti malam? Boleh, kalau gitu nanti pulang saya tunggu di ruang parkir ya.” “Iya pak, ma kasih.” Sore hari aku terkejut karena waktu pulang sudah terlewat sepuluh menit, bergegas kubereskan ruanganku dan berlari menuju ruang parkir. Disana Rika sudah menungguku, tapi dia tersenyum waktu melihatku datang, tadinya kupikir dia akan kecewa, tapi syukurlah kelihatannya dia tidak kecewa. “Maaf jadi nunggu ya Ri, harus beres-beres sesuatu dulu.

Nggak apa-apa pak, Rika juga barusan ada yang harus diselesaikan dulu dengan Neni.” “Yo.” kataku sambil membukakan pintu untuk dia, dan dia masuk kedalam mobil kemudian duduk disebelahku. Diperjalanan kami ngobrol kesana kemari, dan tanpa terasa akhirnya kami masuk ke komplek perumahan dimana Rika tinggal lalu kami turun menuju ke rumahnya. Dia membuka pintu depan rumahnya dengan susah, rupanya ada masalah dengan kunci pintu tersebut.

Aku tidak berusaha membantunya, karena dari belakang baru kuperhatikan kali ini kalau bagian tengah belakang milik rika menarik sekali, lingkarannya tidak terlalu besar, tapi aku yakin laki- laki akan suka bila melihatnya dalam keadaan setengah berjongkok seperti itu. Akhirnya pintu terbuka juga dan dia mempersilakan aku masuk, dan kami pun masuk.

Setelah mempersilakan aku untuk duduk, dia pergi ke kamarnya, setelah itu dia kembali lagi dengan pakaian yang sudah digantinya, dia tidak langsung menghampiriku tapi terus melangkah ke arah dapur dan kembali dengan segelas air putih dan segelas kopi, lalu dia menyodorkan kopi tersebut kepadaku. “Wah enak sekali nih hari gini minum kopi, kamu kok nggak minum kopi juga Ri?

Saya nggak pernah minum kopi pak, nggak boleh sama si mas.” “Oh gitu.” “Pak mobilnya dimasukin garasi aja ya, biar Rika yang mindahin.” “Bolah, sekalian saya mau ikut ke kamar mandi dulu, badan rasanya nggak enak kalau masih ada keringatnya.” “Handuknya ada di kamar mandi pak.” Dia berdiri sambil menerima kunci mobil yang kuserahkan sedangkan aku ngeloyor ke kamar mandi untuk terus membersihkan badan yang memang rasanya agak nggak enak setelah barusan diperjalanan dihadapkan ke kondisi jalan yang cukup macet tidak seperti biasa. Keluar dari kamar mandi kudapati Rika kelihatan sedikit bingung, kutanya dia, “Kenapa Ri, kok seperti yang bingung begitu ..” “Anu pak, barusan ada telepon dari restoran yang saya pesanin untuk makan malam, katanya nggak bisa nganter makanan yang dipesan karena kendaraannya nggak ada.

Ya sudah nggak apa-apa, kita kan bisa bikin makanan sendiri, punya apa yang bisa dimasak?” “Adu pa, Rika jadi malu.” “Udah nggak apa-apa kok, malah jadi bagus kita bisa masak barengan.” Kataku sambil tersenyum, Rika melangkahkan kakinya menuju dapur dan kuikuti, sampai didapur dia membuka lemari es yang ternyata hanya ada sedikit makanan yang siap masak disana.

Akhirnya kami masak masakan seadanya sambil berbincang kesana kemari. Tanpa sengaja aku perhatikan postur tubuh Rika yang terlihat lain dengan pakaian yang dikenakan sekarang, pakaian yang sedikir agak ketat menyebabkan lekuk-lekuk tubuhnya terlihat jelas, sungguh bentuk tubuh yang sempurna untuk wanita seusia dia. Tanpa sadar kuhampiri dia dan dari belakang kupeluk dia yang sedang melakukan tugasnya sebagai ibu rumah tangga, dia menoleh kearahku dan tersenyum, kudekatkan bibirku ke bibirnya dan dia menyambutnya, awalnya hanya ciuman biasa sampai akhirnya kami saling berpagutan disini, ya di dapur miliknya.

Berlanjut terus pergulatan bibir tersebut, kuraba buah dadanya dan kuremas dari luar bajunya. Tangan Rika bergerak membuka kancing baju bagian depan dilanjutkan dengan menyingkapkan BH yang dia pakai, dengan demikian tanganku kiri kanan lebih leluasa meremasnya. Beberapa saat kemudian kulepaskan bibirku dari bibirnya dan kuarahkan ke buah dadanya yang terlihat sungguh indah dengan warna puting yang kemerahan, kujilat puting yang sebelah kanan dan dia menarik nafas dalam menerima perlakuan itu, akhirnya kukulum puting itu dan kuhisap dalam-dalam sambil tangan kananku tetap meremas dadanya yang sebelah kiri.


Tangan kiriku kugerakkan ke arah pantatnya, dan kuremas pantat yang kenyal itu. Kumasukkan tangan itu ke dalam rok yang dia pakai dan disana kuraba ada sesuatu yang hangat dan sedikit basah dan kuraba-raba bagian itu terus menerus. Rupanya dia tidak tahan menerima sikapku itu, tangannya bergerak membuka resleting roknya dan melorotkannya ke bawah. Aku hentikan kegiatan bibirku di buah dadanya lalu kubuka celana dalamnya dan kutemukan bulu indah yang tidak terlalu banyak disana kusingkapkan sedikit dan kuarahkan bibirku kesana dan kujilat bagian kecil yang menonjol disana. Suara lenguhan dari bibirnya sudah tidak terbayangkan lagi, akan memperpanjang cerita kalau saya tuliskan disini.

Oh, pak, saya belum pernah merasakan ini, oh ..” Aku terus melanjutkan kegiatan lidahku diselangkangannya sambil terus memasukkan lidah ini kedalam gua lembab yang berbau khas milik wanita. Lenguhan demi lenguhan terus keluar dari mulutnya sampai akhirnya kurasakan tubuhnya mengejang dan bergetar dengan mengeluarkan teriakan yang tidak bisa ditahan dari mulutnya, dia sudah sampai ke puncak kenikmatan sentuhan seorang lelaku seperti aku ini, dan akhirnya kuhentikan kegiatanku itu lalu berdiri menghadap dia, tanpa kuduga dia mencium bibirku. “Pak kita ke kamar ya.

Dia menuntunku masuk ke kamar tidurnya, kamar itu terlihat rapi, lalu kami duduk dipinggir tempat tidur dan kembali saling berpagutan disana. Dia bangkit berdiri dihadapanku seraya bertanya. “Boleh saya buka pakaian bapak?” Aku hanya tersenyum menanggapi pertanyaan tersebut, lalu dia membuka seluruh pakaian yang kukenakan sampai ke celana dalamku. Dia memegang senjataku yang dia dapati dibalik celana dalam yang baru saja terbuka, lalu dia menciumnya dan menjilatinya, nikmat sekali rasanya. “Dari dulu saya ingin melakukan ini, tapi suami saya nggak pernah mau diperlakukan begini.” Dia berkata begitu sambil kembali meneruskan kegiatannya menjilati senjata milikku, tanpa kuduga dia lanjutkan kegiatannya tadi dengan mengulum dan menyedot batang kemaluanku, dan rasanya lebih nikmat dari yang tadi kurasakan.

Akhirnya dia berhenti berlaku seperti itu dan berkata. “Pak, tidurin Vivi ya.” Tanpa menunggu permintaan itu terulang aku baringkan tubuhnya diatas tempat tidur, aku ciumi sekujur tubuhnya yang dibalas dengan gelinjangan tubuh mulus itu, akhirnya setelah sekian lama kucoba masukkan kemaluanku ke dalam lubang senggama yang memang sudah basah dari sejak tadi, dan “Ahh ..” itulah yang keluar dari mulut Vivi, sungguh nikmat sekali rasanya memasuki tubuh yang telanjang ini, dan satu lagi, lubang kemaluannya masih terasa cukup sempit dan menggigit, terbersit dalam pikiranku sebuah pertanyaan, sebesar apa milik suaminya sampai lubang ini masih terasa sempit seperti ini.

Kuperhatikan jam yang ada di dinding kamarnya menunjukkan bahwa aku sudah mengeluar masukkan kemaluanku ke dalam tubuhnya selama dua puluh menit dan akhirnya kembali kurasakan tubuhnya mengejang sambil mengeluarkan suara-suara aneh dari mulutnya, akhirnya dia menggelepar sambil memeluk tubuhku erat-erat seolah tidak ingin lepas dari tubuhnya, karena pelukannya itu aku jadi terhenti dari kegiatanku. Beberapa saat kemudian Rika melepaskan pelukannya dan terkulai lemas, tapi aku melihat sebuah senyuman puas diwajahnya dan itu membuat aku merasa puas karena malam ini dia sudah dua kali mendapatkan apa yang selama ini belum pernah dia dapatkan dari suaminya.

Gimana Ri?” “Aduh, Rika lemas tapi tadi itu nikmat sekali .. Rika mau coba gaya yang lain?” “Emm ..” Kubangunkan tubuhnya dan kugerakkan untuk membelakangiku, kudorong pundaknya dengan pelan sampai dia menungging dihadapanku, kumasukkan kejantananku ke dalam lubang senggamanya dan dia mengeluarkan teriakan kecil. “Aduh.. Pak enak sekali, dorong terus pak, Rika belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini ..” Aku keluar masukkan kemaluanku ini ke dalam tubuhnya dengan irama yang semakin lama semakin kupercepat, lama juga aku melakukan itu sampai akhirnya dia berkata.

Pak Rika mau pipis lagi ..”, semakin kupercepat gerakanku karena kurasakan ada sesuatu yang mendorong ingin keluar dari dalam tubuhku. Dalam kondisi lemas dan masih menungging Rika menerima gerakan maju mundur dariku, mungkin dia tahu kalau aku sebentar lagi mencapai klimaks, dan akhirnya menyemburlah cairan dari kemaluanku masuk semua ke dalam tubuhnya. Beberapa saat kemudian aku merasakan tubuhku lemas bagai tak bertulang dan kucabut senjataku dari lubang milik Rika.

Aku terbaring disampingnya setelah melepaskan nikmat yang diada tara, dia tersenyum puas sambil menatapku dan memelukku, lalu kami tertidur dengan perasaan masing- masing.

Dalam tidur aku memimpikan kegiatan yang barusan kami lakukan dan waktu hampir pagi aku terbangun kudapati Rika masih terpejam dengan wajah yang damai sambil masih memelukku, kulepaskan pelukkannya dan dia terbangun, lalu kami meneruskan kegiatan yang tadi malam terpotong oleh tidur sampai akhirnya kami berdua bangun dan menuju kamar mandi dalam keadaan masing-masing telanjang bulat tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh kami.

Di kamar mandi kami melakukannya lagi, dan kembali dia mengucapkan kata-kata yang tidak habis aku bisa mengerti. Rika belum pernah melakukan seperti ini sebelumnya ..”. Akhirnya kami berangkat kerja dari rumah Rika, sengaja masih pagi agar tidak ada orang di kantor yang melihat kedatangan kami berdua untuk menghindari sesuatu yang kami berdua tidak inginkan.

Sampai saya menulis cerita ini, masih tetap terngiang kata-katanya yang sering mengucapkan kata-kata. Rika belum pernah melakukan seperti ini sebelumnya..” setiap saya berhubungan dengan dia dengan gaya yang lain.

Berawal dari situlah kami sering melakukan hubungan suami istri, dan itu selalu kami lakukan atas permintaan dari dia, aku sendiri tidak pernah memintanya karena aku tidak mau dia punya pikiran seolah-olah aku mengeksploitir dia. Dan sekarang Rika yang kukenal jauh berbeda dari Rika yang dulu, dia menjadi orang yang ramah dan selalu tersenyum kepada semua orang dilingkungannya.

CahayaPoker.com | BANDAR JUDI POKER & DOMINO ONLINE TERBESAR

BONUS CAHAYAPOKER.COM
- DEPOSIT DI ATAS 100.000 FREE CHIPS 10.000
- DEPOSIT DI ATAS 200.000 AKAN MENDAPATKAN BONUS 5%

BONUS WEEKEND SETIAP SABTU & MINGGU
Deposit 100.000 akan mendapatkan langsung bonus 10.000


CAHAYAPOKER Merupakan BANDAR JUDI POKER & DOMINO ONLINE Terbesar Dan Terpercaya. Kami Memiliki Pelayanan Yang Sangat 

Memuaskan, 24jam Nonstop. Proses Deposit / Withdraw Hanya 1 MENIT Tanpa Basa Basi.
        

BONUS REFERRAL : 15%
Cara Mudah Mendapatkan Bonus Referral Sebesar 15% Dari CAHAYAPOKER Telah Terbukti dan Terpercaya. 
MEMBER HANYA PERLU MENGAJAK TEMAN NYA UNTUK BERMAIN DI AGEN KAMI, DAN ANDA AKAN MENDAPATKAN BONUS 15% OTOMATIS ( TANPA SYARAT )


MINIMAL DEPOSIT HANYA Rp. 20.000 DAN PROSES WITHDRAW CUMAN Rp. 30.000

BONUS TURNOVER : 0.3%
Segera Daftarkan Diri Anda di www.cahayapoker.com ( Pendaftaran Gratis ) DAN ANDA AKAN MENDAPATKAN BONUS 0.3% SETIAP MINGGU 

YANG AKAN DI BAGIKAN SETIAP HARI SENIN
Minimal Turnover Harus Rp. 1.000.000,- Dalam 1 ( Satu ) Minggu, Dan Dapatkan Bonus 0.3% Dari Jumlah Turnover Anda.
Contoh: Turnover Anda Sebesar Rp. 1.000.000,- x 0.3% = Rp. 3.000,-
Maka Bonus Yang Akan Anda Terima Sebesar Rp. 3.000,- ( Berlaku Kelipatan )

[img]http://1.bp.blogspot.com/-Jce_wNZdnLw/VNL2r-iFeqI/AAAAAAAAAF8/8jqTdf4von8/s1600/z.gif[/img]

AYO SEGERA DAFTARKAN DIRI ANDA DAN MENANG BERSAMA KAMI DI CAHAYAPOKER.COM, SERTA RASAKAN PERBEDAANNYA!!! 100% PLAYER Vs PLAYER dan TANPA BOT ( ROBOT )!!!

UNTUK YANG DEMAN SEO, BOLEH IKUT BERGABUNG BERSAMA KAMI di www.cahayapokerseo.com
HADIAH 
Total hadiah 65 Juta Rupiah untuk 3 pemenang:
(dengan rincian sebagai berikut)
HADIAH PERTAMA = RP. 35.000.000
HADIAH KEDUA   = RP. 20.000.000
HADIAH KETIGA  = RP. 10.000.000

Pendaftaran dibuka pada tanggal 01 Februari 2015 dan ditutup pada tanggal 30 April 2015
Pemenang Kontes SEO cahayapoker.com akan di umumkan pada pukul 18:00 WIB di website kami.
Penyerahan Hadiah Uang Tunai akan dilakukan pada tanggal 14 May 2015 mulai pukul 12:00 WIB[/COLOR][/B]

Info Lebih Lanjut Hub:
Website: cahayapoker.com
YM     : Cs_cahayapoker@yahoo.com
FB     : Cahayapk777@gmail.com
No Telp: +85585322887
Pin BB : 7EF8F40E
Wechat : Chypoker168

0 komentar:

Posting Komentar