Selasa, 28 Juli 2015

Setelah ML Dengan Pembantuku, Kini Adik Iparku | www.cahayapoker.com | www.cahayaqq.com |

www.cahayaqq.com
agenpoker
AGEN POKER - Beberapa hari lalu kita telah mendengarkan kisah majikan dengan pembantunya Lastri. Dan kali ini kita akan membahasnya kembali di bagian kedua dengan adik iparku. Jika sahabat AgenPoker telah membaca bagian pertamanya mari kita bahas bagian yang keduanya dengan Rika adik iparku.

Dua hari telah berlalu.

Jum’at siang itu, diriku  berada di kantor sedang membaca laporan dari staff, juga menandatangani permohonan purchasing dan mutasi gudang. Handphonku berdering. Ternyata Istriku,“Halo, papa?” terdengar suara di seberang.

Iya, ada apa, Mama sayang?” jawabku.
Mama rencana mau balik ke kampung sore ini pa? Mama tahu ini mendadak, barusan di telepon bapak dari kampung, katanya kakek sakit.

“Iya, tapi kan mama tahu kalo papa tidak bisa kemana-mana Minggu ini, besok ada stuffing. jawabku.

“Iya makanya, mama balik sendiri saja sama anak kita, papa di rumah. ucapnya lagi.

“Terus, Mama mau bawa mobil sendiri? Atau naik travel? tanyaku lebih lanjut.

Gak, pa, Gak sempet pesen tiket, mama sama mas Dedy saja, juga lebih aman. Jawabnya. Dedy sebenarnya adalah supir kami, yang juga sudah kami anggap seperti saudara. Sementara dia jadi supir, aku percayakan semua kepadanya usaha rental mobilku.

Ok, kataku lagi, Si Lastri diajak saja, sekalian pulang kampung. Tentunya hal itu adalah yang paling logis aku sarankan, mengingat libidoku kepada dia yang sudah ada di pikiran, sedangkan aku sendiri (saat ini) tidak mau kejadian kalau aku sampai tidak bisa menahan diri untuk berhubungan intim dengan dia lagi.

Sudah mama ajak saja, tapi dianya gak mau, katanya bulan kemarin sudah pulang kampung, dia mau mengumpulkan duit dulu, katanya kalau di bawa pulang kampung pasti habis, anak itu memang agak boros. jawab istriku.

Deg! Semerta-merta jantungku seperti berpacu…kencang, Well? Semoga aku diberi kekuatan,
Ya udah, mama hati-hati ya, sampaikan salamku ke kakek dan bapak ibu kamu ya ma.... I’m gonna miss you, Mama. kataku lagi.

“I’ll gonna miss u too, lov u pa! jawab istriku.
“Luv u too, take care ya, hunny.
“Ok, see u.”

Telepon terputus. Aku melamun. Ini artinya aku bakalan dua hari dua malem di rumah berdua bersama Lastri, si pendiam imut yang ternyata nakal banget itu. Seketika konsentrasi kerjaku buyar berantakan entah kemana pikiranku.

Sore itu telah selepas mahrib, ketika aku memasuki garasiku. Aku masuk sendiri, tanpa ada yang bukakan pintu. Pintu depan rumahku dan garasi memang aku bikin otomatis, dioperasikan menggunakan remote yang selalu ada di mobilku maupun istriku.

Dengan santai aku masuk rumah. Langsung menuju ke kamar. Kulempar tas kerjaku ke ranjang dan melepaskan bajuku. Istirahat setelah kerja seharian membuatku cuman punya satu pikiran setelah sampai di rumah. Berendam! Dengan telanjang bulat aku berjalan menuju kamar mandi di dalam kamarku yang memang aku pasang jacuzzy. Astaga. Kaget, hampir lepas jantungku. Di jacuzzy, aku lihat sesosok telanjang telentang.

“Rika!” teriakku sambil kalap menutupi k***ku yang telanjang. Rika adalah adik iparku. Sekilas tentang rika, dia berumur sekitar 25 tahunan, 2 tahun lebih muda dari istriku, single. Kalau istriku kecil dan bisa dibilang mungil, Rika sebagai adik berbody sebaliknya, bongsor, sedikit chubby tapi Engak gemuk, model yang bertulang besar. Dadanya lumayan besar, hampir dua kali lipat dibanding dengan dada istriku. Dan yang paling menarik, dari rok mini yang sering dia pakai, pantatnya kelihatan bulat dan padet banget.

Rika tetap tidak bergeming dengan mata terpejam dan headset di telinganya. Ealah, ketiduran di jacuzzy ini anak, pantes aja dia gak denger aku masuk. Pelan-pelan aku mau masuk ke kamar lagi, tapi...

“EH, MAS!! aku mendengar dia menjerit kaget melihat aku yang hampir tanpa sehelai kain ini, telanjang bulat di hadapan tubuh bugilnya.

“Iya, ini aku! Kamu ngapain berendem telanjang di jacuzzyku?” jawabku sambil menutupi k***lku yang jadi setengah tegang melihat tubuh putih cubby adik iparku ini.

Hehehe… maaf, aku minjem jacuzzynya mas, habis capek banget pulang kerja. Lagian yang namanya berendem ya bugil lah.” katanya lagi. “Mbak Ine tadi pulang kampung, eyang sakit. Aku gak bisa pulang, makanya mbak Ine minta aku mampir sekalian beliin makan buat mas, soalnya pasti makanan gak bakalan kepikir di otak mas kalo mbak Ine pulang kampung. Aku datang, mas belum pulang, jacuzzy kosong, ya aku manfaatkan.” ucapnya dengan hanya melintangkan tangan kirinya ke dada untuk nutupin puting susunya. Yah paling gak putingnya ketutupan, dan tangan kanannya untuk menutup memeknya tanpa berusaha untuk bangun, alias masih dengan cueknya telentang.

Rika ini anaknya emang selebor. Selain seenaknya sendiri, sebenarnya dia orangnya asyik dan terbuka, juga berwawasan luas. Aku sangat cocok  jika ngobrol sama dia. Ya tapi maksudnya gak ngobrol dalam keadaan bugil. Aku sendiri kalang kabut nutupin k***lku yang semakin membesar dan mengeras di hadapan tubuh bugilnya.

“Udah, gantian kalau begitu, aku juga pengen berendem.” sahutku ketus.

“Ya elah mas, pelit amat sih. Masih PW nih, kalo mas cuman mau berendem saja kenapa harus ribut, jacuzzy luas ini…” katanya lagi.

Aku garuk-garuk kepala menyadari maksud dari ucapannya, tanpa sadar ngelepasin tangan yang aku pakai menutup k***lku. “Gak, kamu kaluar, aku mau berendem.” kataku lagi.

“Ealah, pelit amat sih? Tinggal masuk saja, kan muat berdua… dan tuh Pen**s-nya di tutup dong mas, lagian beringas banget sih junior?” katanya.

Aku kembali teringat k***lku yang memang sudah 60% menegang. Dengan reflek aku kembali membekapnya dengan kedua tanganku. “Rika, please dong, aku gak bisa nih berendem berdua…” kataku lagi.

“Ya itu derita, mas, kalau mau berendem ya harus mau berbagi.” jawabnya santai sambil benahin headsetnya dengan tangan kanannya, dan mulai menutup matanya lagi, nerusin tidur, alhasil itu Vagina kembali telentang di hadapanku. Aku jadi bingung, sebenernya yang punya jacuzzy ini siapa yah?

Geser! kataku ketus, ketika akhirnya aku menyusul juga ke jacuzzy.

Dia hanya melenguh dan menggeser sedikit posisinya ke kiri. Aku berbaring di kanannya, jacuzzy itu cukup besar tapi pada dasarnya adalah single jacuzzy, jadi kami tetap berhimpitan. Bagian kiri tubuhku bersentuhan dengan bagian samping kanan tubuhnya. Aku lirik susunya yang kurang berhasil ditutup dengan tangan kirinya. Menggelembung naik turun seiring tarikan nafasnya.

“Jangan lihat-lihat, ntar nafsu lagi…” katanya sambil masih memejamkan mata.

Wah, batinku. Ketahuan! “Pret, emang aku ini manusia gak bermoral?” sanggahku.

“Mas sih aku yakin bermoral, tapi nggak dengan burung mas, tuh masih tegangan tinggi banget.” katanya.

”Lha, berarti kamu juga perhatiin k****lku dong? kataku lagi. Sengaja aku langsung sebut ‘k***ol’ biar terdengar vulgar dan kasar sekalian. Nyindir kata- kata sarkasme dia yang barusan.

”Hahaha…” dia malah tertawa. “Lha ****** mas besarnya segitu, masak ga menarik perhatian, aku kan normal, mas.” katanya lagi dengan menekankan kata ******, membalas sindiranku sambil berbalik. Sekarang dia terbaring miring memunggungi aku. Aku ikutan miring menghadap ke dia, tanpa pengahalang, mau tidak mau k****lku menempel di belahan pantat chubbynya.

“Eh, sekarang malah nempel di pantat nih ******.” katanya masih selebor.

“Alah, bentar saja, mau pijat punggung nih.” kataku lagi. “Salah siapa ngotot berendem bareng, dah tau jacuzzy sempit.” Jacuzzyku emang ada water jetnya, yang berfungsi untuk memijat.

“Aduuuh, nganjel banget sih nih ******.” keluhnya. “Ihh, jangan digerak-gerakin dong, Entar bisa masuk ke lubangku, soalnya kepalanya pas di tepinya.” katanya lagi.

Karena struktur k****lku yang panjang dan agak bengkok ke dalam, posisi ini tentu saja riskan, soalnya kepala k****lku langsung berhadapan dan nempel di mulut Vaginanya. Kami manusia bukan patung, tentu saja bergerak, minimal k****lku pasti berkedut-kedut nempel di Vagina seperti itu. Tidak memakan waktu lama, kepala k****lku sudah menyeruak di pangkal bibir Vaginanya dari belakang, membuka kelopak Vaginanya dan bersentuhan dengan ujung jalan masuk ke relung vaginanya. Ditambah licinnya air jacuzzy yang dicampur dengan aromatherapy sabun.

Mas, mundur dikit dong, kepala batang mas sudah mulai masuk di lubangku nih, geli banget.” katanya.

“Iya, bentar. kataku, tapi aku tidak juga segera mundur. Aku sengaja membiarkan k***lku dalam posisi itu, habis enak juga. “Rika, kamu masih perawan gak?” tanyaku, karena memang adik iparku itu belum menikah.

“Nggak, kan dulu aku sudah pernah cerita ke mas.” jawabnya.

“Oh, iya juga, nakal juga kamu ya, ternyata.” sambungku.

“Kalo gini, lebih nakal siapa, aku atau mas?” jawabnya sambil ketawa

“Hehehe… aku emang ga pernah bilang kalau aku orangnya alim.”

Bless…!

Pelan tapi pasti, karena licinnya lobang Vaginanya, mungkin juga karena cairan Vaginanya yang sudah mulai mengalir, dari belakang k****lku meluncur semakin dalam ke relung m**ek adik iparku.

“Aaaagghh…” Terangnya lembut. “Jangan dimasukin, mas, cabut dooonkkk…! Aaarrgghhh…” Terangnya lagi, tapi tanpa reaksi penolakan apapun dari gerakan tubuhnya.

Tak seberapa lama, tanpa dorongan pinggul pun, k****lku sudah masuk setengahnya ke lobang kewanitaan dia. Masih tidak ada reaksi penolakan, hanya dia jadi diam, tidak banyak bicara seperti tadi. Pelan tapi pasti, aku mencoba menggoyang pinggulku naik turun. Di dalam kepalaku memang seperti ada teriakan penolakan, gila apa yang aku lakukan? Masa aku bermesum denga adik iparku sendiri…!!!

Tapi kalau dilihat dari awal muasal kejadian ini, kan dia yang memulai, dia juga sudah nggak perawan. Lagipula, juga tidak ada pemaksaan maupun ada penolakan, jadi ini bukanlan sebuah perkosaan. Hanya dua insan dewasa yang menyalurkan kebutuhan, pikirku mencari pembenaran dari tindakanku ini.

Selang beberapa lama aku menggoyang-goyang pinggul setengah hati, terasa seperti ada empotan di dalam liang vagina Rika. Gila, pikirku… empotan ayam. Aku memejamkam mata menikmati sedotan-sedotan erotis dari liang vagina adik iparku itu, hingga pada satu titik aku tidak tahan lagi. Sambil bilang, “Sorry, Rika!” kupeluk pinggangnya dan menghujamkan k****lku sedalam mungkin.

“Arrrgghhh… maaassss!!!” erangnya.

Dengan posisi miring tersebut, aku genjot dia sejadi-jadinya. Air memercik kemana-mana, sedangkan Rika menggelepar-gelepar seiring genjotanku yang semakin cepat. Ia tanpa canggung mengerang-erang dan berteriak. “Aarrghh… maaasss… oogghhh… myy… goooddddd… aghh… agh… agh... aaccgghhh…”

Karena di jacuzzy, aku merasa kurang bebas menyetubuhi adik iparku, sedangkan nafsuku bener-bener meledak-ledak (entah kenapa). Aku cabut ko***lku, lalu berdiri. Aku bopong dia dari jacuzzy, masih tanpa penolakan, kulemparkan tubuh bugil dan basah kuyup dia ke ranjangku. Dengan nafsu, aku sosor mulut dia yang sedari tadi mengerang-ngerang. Sambil French kiss, kutindih dia dan kembali kuarahkan ko***lku ke lobang Vaginanya dia.

BLESS…!!! Kali ini, karena posisi MOT, dengan mudah ko***lku menerobos memek chubby dia yang sudah basah kuyup. “Aachh… ackhh… arrggghhh… mmmpppfftt… mmppfttt…” Rika mengerang keenakan.

Setengah jam aku menghajar m**ek dia dengan posisi MOT, memang aku sengaja tidak berganti posisi, disamping aku canggung mau berganti posisi, aku juga sangat menikmati tubuhnya chubby dia yang istimewa sambil tak henti hentinya mem-French kiss bibir dan lidah dia yang gemesin. Hingga sudah terasa lahar pejuhku hampir meledak, aku lepasin French kissku dan bertanya, “Rika, boleh kukeluarin di dalem kamu?”

“Aagghh... aghhh… gak pa-pa… aku lagi amannn… dan aku juga mau dapet lagii…”

“Kalo gitu kita keluar barengan… arrrrgghhhh…!!!”

Tak berapa lama kemudian, aku muntahkan sperma panasku di rahim dia, aku hujamkan dalam-dalam ko***lku ke me**knya adik iparku itu. Rika juga mengerang keras sambil mendekap erat dan mencakar punggungku. Setelah bergoncang-goncang hebat, akhirnya tubuhnya terhampas ke kasur dengan lemas. Masih dengan posisi menelungkup, aku biarkan ko***lku terus menancap di m**ek dia.

Aku bergeser ke samping agar adik iparku itu bisa bernafas. Dengan masih memeluk dia, sesekali aku sosor bibirnya yang nggemesin itu, seakan tak ada puasnya aku mem-French kissnya. Dia dengan hanya tertawa-tawa kecil, melayani setiap hisapan bibirku dan kecupan-kecupan nakalku.

“Udah ah…” katanya sambil beranjak dari ranjang lalu menuju ke kamar mandi lagi.

“Mau berendem lagi, Rika?” tanyaku.

“Gak ah, mas. Mau mandi aja, terus makan yuk?” ajaknya.

“Ayuk, aku juga sudah laper, mana lemes lagi.”

“Hihihi, habisnya mas goyangnya kaya kesetanan begitu.” jawabnya.

“M**ek kamu tuh yang enak banget, bikin aku jadi lupa diri. Dapet berapa kali O kamu, Rika?” tanyaku menggoda.

“Tiga!” jawabnya selebor.

Aku menyusul dia ke shower, kita mandi bareng lagi. Hampir saja aku gak tahan lagi, mau Intim lagi dari belakang. Abis pantatnya putih dan montok bener, hehehe…

Kami makan makanan yang tadi dibawa sama Rika di ruang tengah. Sambil makan, aku lihatin mulut sexy adik iparku itu mengunyah makanan. Dan belahan dadanya yang mengintip nakal Dari kaos U can See istriku yang dia pinjem dan sedikit kekecilan. Sedangkan pinggul montok cubby dia hanya dibungkus hot pants ketat dan kekecilan yang juga punya istriku, tanpa memakai CD, jadinya m**ek dia nampak nyemplak dan sedikit basah, mungkin sisa spermaku yang masih sedikit demi sedikit mengalir keluar dari me**knya.

“Kamu tadi ke sini naik apa, Rika?” tanyaku memecah keheningan.

“Diantar temen.” jawabnya.

“Pulang apa mau bobo sini?” tanyaku sambil masih jelalatan ngelihatin tubuh indahnya.

”Balik ah, besok masuk pagi, gak bawa seragam lagi.” jawabnya. “Lagian kalau di sini, gak bisa bobo sampe pagi, hihihi…” tambahnya lagi.

“Pret, macam sexy saja kamu!” kataku sok berlogat batak, sambil ngeloyor ke depan TV, karena aku memang udah selesai makan. “Mau minta anter pulang?” lanjutku lagi.

“Ya iyalah, masa tega biarin aku naik taxi malam-malam gini, ntar kalo di perkosa orang gimana?” jawabnya mulai selebor.

“Weks!” balasku.

Rika masih beres-beres piring bekas makan kita tadi, lalu dibawanya ke tempat cuci piring dan mulai mencucinya. Adik iparku ini walau selebor tapi rajin orangnya, untuk urusan kecil seperti nyuci piring dll. Dia paling ogah kalau harus ngerepotin pembantu. Padahal ada Lastri…

Sepertinya sampai disini dulu ceritaku, nanti akan kami bahas kembali hubungan badanku dengan adik iparku.
Bersambung -


CahayaPoker.com | BANDAR JUDI POKER & DOMINO ONLINE TERBESAR

BONUS CAHAYAPOKER.COM
- DEPOSIT DI ATAS 100.000 FREE CHIPS 10.000
- DEPOSIT DI ATAS 200.000 AKAN MENDAPATKAN BONUS 5%

BONUS WEEKEND SETIAP SABTU & MINGGU
Deposit 100.000 akan mendapatkan langsung bonus 10.000

CAHAYAPOKER Merupakan BANDAR JUDI POKER & DOMINO ONLINE Terbesar Dan Terpercaya.
Siap Melayani, 24jam Nonstop. Proses Deposit / Withdraw Hanya 1 MENIT Tanpa Basa Basi.


BONUS REFERRAL : 15%
Cara Mudah Mendapatkan Bonus Referral Sebesar 15% Dari CAHAYAPOKER Telah Terbukti dan Terpercaya.
MEMBER HANYA PERLU MENGAJAK TEMAN NYA UNTUK BERMAIN DI AGEN KAMI, DAN ANDA AKAN MENDAPATKAN BONUS 15% OTOMATIS ( TANPA SYARAT )

MINIMAL DEPOSIT HANYA Rp. 20.000 DAN PROSES WITHDRAW CUMAN Rp. 30.000
BONUS TURNOVER : 0.3%
Segera Daftarkan Diri Anda di [URL=http://www.cahayapoker.com]www.cahayapoker.com[/url] ( Pendaftaran Gratis ) DAN ANDA AKAN MENDAPATKAN BONUS 0.3% SETIAP MINGGU

YANG AKAN DI BAGIKAN SETIAP HARI SENIN
Minimal Turnover Harus Rp. 1.000.000,- Dalam 1 ( Satu ) Minggu, Dan Dapatkan Bonus 0.3% Dari Jumlah Turnover Anda.
Contoh: Turnover Anda Sebesar Rp. 1.000.000,- x 0.3% = Rp. 3.000,-
Maka Bonus Yang Akan Anda Terima Sebesar Rp. 3.000,- ( Berlaku Kelipatan )

AYO SEGERA DAFTARKAN DIRI ANDA DAN MENANG BERSAMA KAMI DI CAHAYAPOKER.COM, SERTA RASAKAN PERBEDAANNYA!!! 100% PLAYER Vs PLAYER dan TANPA BOT ( ROBOT )!!!

Info Lebih Lanjut Hub:
Website: cahayapoker.com
YM     : [URL=mailto:cahayapoker_cs@yahoo.com]cahayapoker_cs@yahoo.com[/url]
FB     : [URL=mailto:Cahayapk777@gmail.com]Cahayapk777@gmail.com[/url]
No Telp:  85585322887
Pin BB : 7EF8F40E
Wechat : Chypoker168

0 komentar:

Posting Komentar