Selasa, 04 Agustus 2015

AGEN POKER - Rencana Obati Anaknya? Eh, Ibunya Yang Jadi Ritual Mesum (Bag.2)

www.cahayaqq.com
agen poker
AGEN POKER - Setelah mengobati Mbak Susi selesai. Di Malam itu aku baru saja bersenag-senag dengan Johan dan Aris, teman kampusku. Kami bertiga menghabiskan belasan botol bir untuk merayakan ulang tahun Aris di rumahnya Aris. Aku pulang dengan pandangan yang agak mabuk, tapi sampai juga dengan selamat di rumah kontrakanku jam 10 malam.

Sehabis mandi dan makan mie rebus, aku menonton tayangan sinetron humor di sebuah saluran televisi di ruang depan. Rumah kontrakanku memang kecil, tipe 21, hanya ada kamar tidur, ruang praktekku, dan ruang depan atau ruang tamu. Sisanya dapur dan kamar mandi. Waktu itu jam sudah beranjak ke angka 10 lewat 30 menit malam, tiba-tiba bel pintu berbunyi.

Permisi Mas Budi.., Mas.. permisi, terdengar suara anak lelaki luar pintu. Aku langsung membukakan pintu dan melihat siapa yang datang.
Eh Maman, ada apa Man malam-malam begini? tanyaku pada Maman, anak kelas tiga SD yang termasuk tetanggaku.

Ada Mas.., Mbak Ais pingsan. Saya disuruh bapak minta tolong sama Mas Budi ngobatin Mbak Ais, kata Maman sambil memegangi tanganku. Maman adalah anak Pak Burhan, pegawai negeri yang rumahnya hanya bersekat delapan rumah dari rumah kontrakanku. Sedangkan Ais yang disebut Maman, ialah Aisyah, kakak perempuan Maman yang sudah kelas dua SMU.

Baik.., Maman pulang duluan ya, nanti Mas Billy susul," pintaku padanya. Maman pulang, sementara aku menyiapkan peralatanku mulai minyak gosok, body lotion dan kembang, lalu akupun menuju rumah Pak Budi.

Ini Nak Budi, Ais mendadak pingsan habis makan malam tadi. Saya jadi khawatir, mana bapaknya lagi dinas luar kota lagi, Ibu Burhan langsung menyampaikan ketakutannya waktu aku datang.
Lho kata Maman tadi bapak yang nyuruh saya datang, kok dinas luar gimana sih Pak?," aku jadi sedikit bingung.

Iya tadi waktu Ais pingsan, saya telepon bapaknya dan dia yang suruh minta bantuan Dik Budi, jelas Ibu Burhan.
Oh gitu, sekarang Aisnya mana Bu? Biar saya lihat keadaannya,
Ada Dik di dalam kamarnya, ayo saya antar," Ibu Burhan bangkit dan mengantarku kekamar Ais. Istri Pak Burhan masih terlihat seksi walau usianya sudah masuk 37 tahun, apalagi malam itu hanya pakai daster longdres yang tipis. Lekuk tubuh dan kulitnya yang putih membayang jelas, soalnya aku jalan tepat di belakangnya waktu menuju kamar Ais.

Kulihat Ais terbaring lemas di kamarnya, setelah kupegang dahinya kupastikan Ais hanya masuk angin. Ditemani Bu Burhan aku menyelesaikan tugasku menyadarkan Ais dari pingsan, caranya sangat mudah bagiku, dengan minyak gosok kuurut beberapa urat dibelakang tengkuk Aisyah. Tak lama setelah itu, Ais sadar dan membuka matanya.

Wah pintar sekali ya Dik Budi ini, pujian Bu Burhan langsung mengalir begitu Ais bisa duduk ditepi ranjangnya.
Ah Ibu ini bisa saja, saya hanya kebetulan punya kelebihan saja. Nah sekarang Ais minum air hangat yang banyak ya, biar punya tenaga," kataku mengajurkan. Wajah Ais hampir sama cantiknya dengan Bu Burhan, tapi bodynya masih belum terbentuk dengan dada yang tampak kecil.

Makasih ya Mas, jadi ngerepotin, Ais melempar senyum manisnya padaku. Setelah itu aku bangkit dan duduk di ruang tamu, sedangkan Bu Burhan ke dapur untuk membuatkan teh hangat untuk Ais.

Gimana Dik Budi? Apa penyakit Ais nggak berbahaya, Bu Burhan bertanya dengan mimik serius menghampiriku dan duduk dikursi tepat dihadapanku, usai mengantar segelas teh ke kamar Ais. Pertanyaan yang lucu, tapi kupikir membawa cukup celah bagiku untuk melancarkan aksi usilku.

Sebenarnya ada yang mengkhawatirkan Bu..," sengaja tak kuteruskan kalimatku supaya Bu Burhan bingung dan panik.
Menghawatirkan bagaimana nak Budi? Tolong dong disembuhkan sekalian biar nggak nakutin begitu lo, benar dugaanku, Bu Burhan langsung panik dan mengharap jawabanku. Aku langsung pasang wajah serius dan mendekatkan wajahku dengan cara sedikit menunduk di meja penghalang duduk kami berdua. Melihat itu Bu Burhan juga segera merunduk mendekati wajahku untuk mendengar penjelasanku.

Begini Bu, pengamatan batin saya, Ais bukan hanya masuk angin biasa tapi ada orang iseng yang coba mengguna-gunai dia. Mungkin pacarnya, atau mungkin lelaki yang cintanya ditolak Ais, Bu, kataku.

Ah masak sih Nak Budi? Terus bagaimana dong, Bu Burhan semakin menunduk, sehingga aku bisa melihat bongkahan pangkal susunya yang masih kencang dibalik daster tipisnya.
Ibu tenang saja, saya pasti akan bantu. Tapi syaratnya agak berat Bu, saya harus meruwat beberapa bagian tubuh Ais secara langsung," aku menjelaskan.

Meruwat gimana sih, Bu Burhan semakin bingung.
Maaf ya Bu, tapi saya harus mengeluarkan guna-guna dari bagian vital Ais, payudara dan vaginanya. Tapi saya juga tidak tega, nanti dia malu lagi, wajahku seperti orang yang sedang berpikir.
Apa ngak ada cara lain Nak, selain itu. Ais pasti nggak mau loh, jawab Bu Burhan bermimik bingung.

Aku tak langsung menjawab pertanyaan Bu Budi. Jam kulihat sudah menunjuk angka 11.30 malam didinding ruang tamunya.
Ada Bu cara lain, namanya transformasi. Saya bisa melakukan ruwat itu dengan media tubuh lain yang golongan darahnya sama dengan Ais. Dik Maman golongan darahnya apa Bu? tanyaku memancing.

Wah.., sayang sekali Maman darahnya B. Tapi kalau saya bisa Enggak Dik? Saya juga B sama kayak Ais, pancinganku rupanya membawa hasil. Setelah itu, aku mengarahkan dan menjelaskan bagaimana proses ruwat yang nantinya akan kulakukan pada Bu Budi. Dengan kepala manggut-manggut, Bu Burhan akhirnya paham dengan penjelasanku.
Sebenarnya risih juga sih, tapi gimana lagi ya demi Ais? Iya deh Dik, terserah Dik Budi yang penting Ais sembuh total," katanya pasrah.

Waktu itu Ais dan Maman sudah tidur, dan Bu Burhan bersamaku beranjak ke kamar tidurnya untuk melakukan ruwatan atau ritual itu. Sampai di kamar itu, Bu Burhan langsung berbaring di ranjang dan aku duduk di tepi ranjang sebelah kiri.

Sekarang Ibu konsentrasi dan tujukan pikiran ke Ais ya,
Ehm.. iya Dik, saya coba, Bu Burhan yang terpejam ternyata semakin cantik, wajahnya mirip artis. Kutelusur pandanganku dari wajah hingga ujung kaki Bu Burhan, bodynya pun masih sangat bagus mirip gadis 24 tahunan dengan buah dada yang lumayan dan kulit mulus betisnya yang putih. Aku mulai beraksi, tanganku mulai mengusap-usap kening, pipi, dan leher Bu Burhan, itu kulakukan sekitar lima menit lamanya.

Sekarang buka matanya Bu, perintahku segera diikuti Bu Burhan.
Maaf ya Bu, saya harus teruskan prosesnya. Mungkin Ibu agak risih, tapi saya sudah sering melakukan seperti ini kok, jadi Ibu Enggak usah khawatir ya, soalnya memang begitu caranya,
Duh gimana ya Dik..? tapi Enggak usah cerita ke bapak ya kalau prosesnya seperti ini, Bu Burhan nampak bersemu risih, mungkin dirinya mulai berpikir sesaat lagi lelaki yang bukan suaminya ini akan melihat seluruh lekuk tubuh dan bagian vital yang selama ini hanya untuk Pak Burhan.

Iya Bu, itu sudah kewajiban saya kok, aku lalu meminta Bu Burhan menanggalkan Bra dan Celana dalamnya, sedangkan daster tipisnya sengaja kusisakan untuk menutup rikuhnya. Bu Burhan kembali terpejam, dan perlahan aku membuka dua kancing daster bagian atasnya dan menurunkan daster itu sebatas perut, membiarkan buah dada Bu Burhan yang syuur itu bebas keluar. Ternyata benar dugaanku tubuh Bu Burhan memang sangat mulus dan terawat, putih dan tak bercacat dengan postur proporsional.

Maaf ya Bu, aku langsung mengusap sekitar buah dada Bu Burhan dengan usapan tangan searah jarum jam. Bu Burhan tak bersuara, tapi keningnya sesekali berkerut ditengah usapan-usapan lembut tangan kananku didadanya.
Usapan kunaikan menjadi remasan kecil dan mulai menyentuh puting susunya, kadang kucubit kecil puting susu itu membuat Bu Burhan menggelinjang menahan geli, tapi tetap tak bersuara.

Setelah mengusapi buah dadanya, aku mulai mengusap bagian betis Bu Burhan dan terus naik ke paha hingga daster bagian bawah tersingkap naik dan berkumpul ditengah perutnya. Kini, pemandangan dihadapanku benar-benar menggoda kejantananku. Bu Burhan juga ternyata memiliki vagina yang indah dihiasi bulu tebal yang dicukur rapi 2 cm panjangnya.

Sekarang Ibu boleh buka mata, kataku.
Terus apa lagi Dik, tanya Bu Burhan dengan raut memerah bertambah risih padaku.
Maaf Bu, sekarang tahap utamanya, saya harus menyedot guna-guna di tubuh Ais dengan media tubuh Ibu. Ibu bisa tahan kan? Paling prosesnya hanya makan waktu 15 menit. Tapi tahap ini Ibu tidak boleh tutup mata," jawabku meyakinkannya.
Iya deh Dik.. tapi tolong cepetan ya, saya risih nih, Bu Burhan menjawab pasrah.

Dengan menatap wajah Bu Burhan yang bersemu merah aku mulai mendaratkan bibirku diputing susu kanan Bu Burhan, susu terdekat pada posisi dudukku disisi kiri ranjang. Putting yang ranum kemerahan itu kujilati perlahan lalu kuhisap-hisap beraturan.

Hsst uuhh.. Dik, suara tertahan Bu Burhan terdengar waktu hisapanku agak kuat diputing susunya. Putting susu kiri pun jadi sasaran hisap dan jilat selanjutnya, sementara kedua tanganku memeganggi susu seksi Bu Burhan sambil terus menghisap dan menjilat bergantian susu itu.
"Uhh.. gelii Dik..," Bu Burhan mengelinjang saat isapan dan jilatan dikedua susunya kupercepat ritmenya, tangannya meremasi sprei ranjang.

Tahan sebentar lagi ya Bu, hampir selesai dibagian ini. Kalau tidak tuntas nanti Ais Enggak bisa sembuh total loh Bu, kataku menghiburnya. Aku mengambil dua tangan Bu Burhan dan meletakkannya agar mendekap bahu dan leherku, Bu Burhan menurut saja, dan aktifitasku kulanjutkan lagi menjilat dan menghisap susunya.

Napas Bu Burhan mulai tersengah dan remasan tangannya dibahuku semakin lama semakin kuat menahan geli disusunya.
"Mffhh oouhh..," Bu Burhan mulai menggeliat-geliat mengikuti irama jilatan di susunya. Kupandang wajahnya, ternyata sorot matanya mulai redup khas wanita yang dilanda birahi. Tak mau hilang kesempatan, tangan kananku segera merayap menjelajahi perut dan pahanya. Bu Burhan semakin terpojok, tangan kananku kini sudah mulai mengusap usap paha bagian dalam Bu Burhan, kakinya merenggang dengan posisi lutut kaki kanan dinaikan sehingga tanganku lebih leluasa menggerayangi paha bagian dalam itu. Sesekali jemariku menyentuh bibir vagina Bu Burhan, dari situ aku tahu Bu Burhan sudah dirasuki birahi yang sangat kuat, kurasakan tanganku menyentuh cairan kental yang sudah membasahi vaginanya.

Baik Bu, sudah selesai di bagian dada. Sekarang tahap utama keduanya ya, saya harus menghisap dan mengeluarkan guna-guna di tubuh Ais lewat kemaluan Ibu. Ibu tahan ya, Kulihat Bu Burhan sudah pasrah benar, dengan pandangan sayup ia hanya bisa menganggukan kepalanya. Aku pun segera beralih posisi dan jongkok tepat disela kedua kakinya yang sudah tertekuk naik. Vagina Bu Burhan memang sudah basah, tapi dua bibirnya masih sangat ranum dan terlihat kencang. Setelah membersihkan vaginanya dengan ujung sprei yang berhasil kuraih, aku lalu mulai menjilati vaginanya.

Uuuhh.. iihh.. geelii Dik, saya Enggak tahan," Bu Burhan tertahan dan tangannya meremasi kepalaku di selangkangannya.
"Tenang dulu Bu, saya harus cari posisi guna-gunanya. Agak geli Bu ya, aktifitas sengaja kuhentikan dan mengajak Bu Burhan bicara.

Ehhmm he-eh Dik, geli sekali, soalnya saya Enggak pernah dijilatin begitu itunya, Bu Burhan bicara dengan suara serak dan napas tersengah, aku lanjutkan lagi aktifitasku. Aku yakin ini pengalaman baru buatnya karena Pak Burhan tidak pernah melakukan foreplay semacam ini setiap kali ngeseks dengan istrinya ini. Cairan asin yang keluar dari vagina Bu Burhan semakin banyak, dan kini pinggulnya mulai bergerak mengikuti irama jilatanku. Sambil melakukan itu kuintip wajah Bu Burhan yang sudah total birahi, kepalanya bergerak-gerak tak beraturan setiap kali jilatan dan isapan kusasarkan di klitoris vaginanya bersamaan rintihan yang semakin tak karuan dari bibirnya.

Penisku sudah berdiri tegak, apalagi melihat gerakan dan mendengar rintihan Bu Burhan yang kian erotis. Sambil aktifitas lagi, kubuka celanaku sebatas paha sehingga penisku yang berukuran lumayan panjang dan besar meloncat kegirangan.

Bu.., guna-gunanya hampir keluar, tapi harus dicungkil dari dalam vagina dengan jari atau alat lain," aku hentikan jilatanku, dengan segera menaikkan posisi tubuhku. Posisiku seolah menindih tubuhnya tetapi tubuh kami tak bersentuhan karena kutopang dengan dua tanganku.

Bagaimana ya, Bu?," sebelum Bu Burhan bereaksi aku bertanya dengan wajah sudah demikian dekat dengan wajahnya.
Terserah Dik, lakukanlah.. mffphh," diluar dugaanku, Bu Burhan ternyata agresif menyambar bibirku dengan kuluman yang penuh nafsu. Topangan tanganku terlipat sehingga tubuh kami langsung saling tindih, dalam posisi itu kuusahakan celanaku lepas total dari kaki, dan berhasil. Kini penisku yang mengacung tepat berada dibelahan bibir vagina Bu Burhan. Ciuman bibir kami masih beraduh sedangkan pinggul Bu Burhan mulai mendesak-desak naik mencari batang kenikmatanku.

Sengaja keadaan itu kugantung, aku ingin ia yang meminta dan agar aku menyetubuhinya.
"Mnffh.. uuhhm, ayo Dik cungkil guna-guna itu.., Bu Burhan melepas ciuman bibirnya dan meminta padaku.

Maaf Bu.., tapi apa Ibu Enggak marah kan, gurauku.
Ayoo Dik Budi, sudah kepalang tanggung lagipula.. oughh.. asstt," belum selesai bicara, Bu Burhan langsung kuserang dengan ciuman di bibir, leher dan susu bergantian, sementara ujung penisku yang sudah terjepit sebagian di bibir vaginanya kutekan masuk sampai amblas. Bleess.. jleepp.. jleepp. Bu Burhan menyambut penisku dengan goyangan pinggulnya yang erotis, baru kali ini kurasa vagina wanita yang berkontraksi sebelum ia orgasme, orang bilang empot-empotan.

Aauuhh Dik.. aahh, eenaak Dik aeehh..," Bu Burhan meracau dan tangannya mengoyak-koyak baju yang masih kukenakan. Ritme pompa penisku kutingkatkan cepat dan teratur dengan dua tangan menopang tubuh bagian atasku. Bu Burhan semakin hilang kendali, kepalanya bergerak kanan-kiri, goyang pinggulnya semakin liar seirama rintihannya yang makin kacau pula.

15 belas menit berlalu, dan kurasa Bu Burhan sudah hampir tiba pada puncaknya.
"Aaahh Dik, saya mau keluar Dik..," Bu Burhan bergerak semakin cepat dibawah kendali penisku. Sebelum dia mencapai orgasmenya, penisku secepat mungkin kutarik keluar sekaligus menjauhkan diriku dari tubuhnya.
"Ouhhgghh.. ohh, kenapa berhenti Dik? Ayo dong teruskan, saya hampir sampai," Bu Burhan merengek dengan wajah yang masih penuh birahi.
"Maaf Bu, tapi sudah selesai ruwatnya. Guna guna di tubuh Ais sudah keluar melalui ruwat tadi, kan kita melakukannya untuk mengobati Ais, kataku padanya.

Bu Burhan tersentak sadar, mungkin dia kecewa juga telah hanyut dalam birahi tadi. Tapi tak lama kemudian meluncur cerita dari bibirnya yang tipis, katanya Pak Burhan tak pernah memberikan kepuasan seksual yang maksimal, meskipun hubungan seks mereka lakukan dua hari sekali.
"Bu.. apa Ibu mau kita lanjutkan lagi?," aku mengusap lembut dahi Bu Burhan.

"Kalau Dik Budi enggak sudi, ya sudah nggak apa-apa kok, Bu Burhan menampakkan raut kecewa.
"Bukan begitu Bu. Saya mau lanjutkan asal kita berdua telanjang bulat, dan tolong Ibu bayangkan bahwa saya adalah Pak Burhan, supaya Ibu enggak risih Bu, kataku seraya melepas luruh dasternya yang terkumpul di bagian perut, aku pun menanggalkan bajuku.

Kami kembali saling panggut, dan saling tindih. Penisku langung kuhujamkan ke vaginanya dan kami kembali larut dalam permainan seks tengah malam. Sampai akhirnya,
"Ahh oohh.. ngghh ahh," Bu Burhan mengerang kuat mengigit bahuku saat serangan orgasme tiba pada vaginanya. Kontraksi vaginanya terasa jelas menjepit-jepit penisku yang masih aktif. Genjotan kunaikkan lebih kuat dan cepat, membuat Bu Burhan benar benar tuntas orgasme. Tak lama berselang, aku pun tiba pada puncak nikmatku.

Aaaahh.. ohh sayang..," tubuhku tegang dan penisku terhentak hentak berkali kali dalam vagina Bu Burhan sambil menyemburkan sperma. Aku lelah dan mengambil tempat disisi kiri Bu Budi, kami kelelahan tanpa sadar saling berpelukan dan akhirnya lelap tertidur.

Waktupun sudah menunjuk angka 07.30 WIB, suara di luar kamar Bu Burhan terdengar menandakan Maman dan Ais sudah bangun. Aku dan Bu Burhan segera merapikan diri dan mengenakan pakaian kami, lalu keluar menuju ruang depan.

Sudah baikkan rasanya Dik Ais?," aku langsung bertanya pada Ais yang memandang heran ke arah kami di ruang depan. Gawat pikirku, pasti Ais mengetahui apa yang terjadi dan akan melaporkannya pada Pak Burhan nantinya.

Ohh, ini lo sayang, Mas Budi ngobatin kamu dengan ritual khusus, jadi harus nginap di sini untuk begadang semalam suntuk. Ibu menemani ngobrol, Bu Burhan seakan tahu sorot curiga di mata Ais.
"Ehmm, maaf ya Mas Budi, Aisyah jadi ngerepotin," untunglah Ais bisa dikelabui, kalau tidak berabe juga dong. Setelah basa-basi sebentar, aku lalu pulang ke rumah kontrakanku dan siapkan diri ke kampus lagi pagi itu. Entah kapan aku bisa menyetubuhi wanita semacam Bu Burhan lagi.

Nantikan Cerita Dukun cabul berikutnya ya sahabat AGEN POKER

AGEN POKER
| BANDAR JUDI POKER & DOMINO ONLINE TERBESAR

BONUS CAHAYAPOKER.COM
- DEPOSIT DI ATAS 100.000 FREE CHIPS 10.000 (NEW MEMBER)
- DEPOSIT DI ATAS 200.000 AKAN MENDAPATKAN BONUS 5%

BONUS WEEKEND SETIAP SABTU & MINGGU
Deposit 100.000 akan mendapatkan langsung bonus 10.000

CAHAYAPOKER Merupakan BANDAR JUDI POKER & DOMINO ONLINE Terbesar Dan Terpercaya.
Kami siap Melayanan, 24jam Nonstop. Proses Deposit / Withdraw Hanya 1 MENIT Tanpa Basa Basi.

BONUS REFERRAL : 15%
Cara Mudah Mendapatkan Bonus Referral Sebesar 15% Dari CAHAYAPOKER Telah Terbukti dan Terpercaya.
MEMBER HANYA PERLU MENGAJAK TEMAN NYA UNTUK BERMAIN DI AGEN KAMI, DAN ANDA AKAN MENDAPATKAN BONUS 15% OTOMATIS ( TANPA SYARAT )

MINIMAL DEPOSIT HANYA Rp. 20.000 DAN PROSES WITHDRAW CUMAN Rp. 30.000

BONUS TURNOVER : 0.3%
Segera Daftarkan Diri Anda di www.cahayapoker.com ( Pendaftaran Gratis ) DAN ANDA AKAN MENDAPATKAN BONUS 0.3% SETIAP MINGGU

YANG AKAN DI BAGIKAN SETIAP HARI SENIN
Minimal Turnover Harus Rp. 1.000.000,- Dalam 1 ( Satu ) Minggu, Dan Dapatkan Bonus 0.3% Dari Jumlah Turnover Anda.
Contoh: Turnover Anda Sebesar Rp. 1.000.000,- x 0.3% = Rp. 3.000,-
Maka Bonus Yang Akan Anda Terima Sebesar Rp. 3.000,- ( Berlaku Kelipatan )

AYO SEGERA DAFTARKAN DIRI ANDA DAN MENANG BERSAMA KAMI DI CAHAYAPOKER.COM, SERTA RASAKAN PERBEDAANNYA!!!
100% PLAYER Vs PLAYER dan TANPA BOT ( ROBOT )!!!

Info Lebih Lanjut Hub:
Website: cahayapoker.com
YM : cahayapoker_cs@yahoo.com
FB : Cahayapk777@gmail.com
No Telp: 85585322887
Pin BB : 7EF8F40E
Wechat : Chypoker168

0 komentar:

Posting Komentar